Perempuan dilahirkan dengan memiliki jutaan telur, yang akan menurun secara progresif seiring pertambahan usia. Saat lahir, diperkirakan ada 1-2 juta telur dan menurun menjadi hanya 500.000 saat pubertas dan 1.000 saja saat memasuki masa menopause. Kondisi telur berbeda-beda untuk setiap perempuan, tergantung kondisi kesehatan masing-maing. Secara umum, kualitas telur perempuan mulai menurun begitu memasuki masa pubertas. Sampai usia 37 tahun hanya 25.000 telur yang tersisa dan penurunan semakin cepat begitu memasuki usia 40 tahun, yakni hanya 1000 telur dengan kualitas yang buruk.
Fertilisasi telur dari telur yang berkualitas buruk akan menyebabkan keguguran, cacat lahir, dan menghasilkan bayi tidak sehat.
Kutipan dokter ini adalah sebuah keniscayaan:
“Kita tidak bersahabat dengan waktu. Namun kami tidak akan berhenti berusaha sampai Anda menjadi seorang ayah dan ibu”
Apa yang ditawaakan Seed of Life
Kami menawarkan kepada perempuan di usia produktif sebuah kesempatan menyelamatkan ovarium mereka saat ini dengan Program Pembuahan Berbantu. Untuk pemula, pasangan tentu harus menjalani serangakain pemeriksaan yang komprehensif.
Bagaimana memulai program
Kami memiliki berbagai tes untuk pasangan, pria mupun perempuan, karena kedua pihak harus menjalani pemerl sebelum mencapai tujuan yakni kehamilan.
1. Berikut ini adalah program pemeriksaan awal pada program infertilitas:
Istri
- Konsultasi awal antara dokter dan pasien
- USG dasar
- Evaluasi kondisi rahim dan jumlah telur dan stimulasi yang terjadi saat siklus menstruasi
- Pemeriksaan homrmon di hari ke-2 menstruasi yaitu FSH, LH, dan Estradiol
- Penilaian kualitas telur
- Pemeriksaan Anti-Mullerian Hormon (AMH) dasar
- Pemeriksaan jumlah telur
- Fungsi tiroid (T4, T3, TSH bebas, Antibodi Tiroglobulin, Antibodi Tiroid Peroksidasi)
- Skrining virus (IgG Rubella IgG, Hepatitis A, B, C, HBs Antigen, Hbs Antibody, Anti-HIV,skrining sifilis)
- USG payudara dan mammografi untuk pasien usia >35 atau memiliki riwayat kanker
payudara di keluarga - Prolaktin, elektroferesis Hb, IgG dan IgM CMV
- Tes pap Smear
- Skrining infeksi serviks
- Histerosalphingogram (HSG)
Suami
- Pemeriksaan sperma
- USG skrotum
- Tes hormon (FSH pria, ICSH, Testosteron, Prolaktin pria)
- Elektroferesis Hb
- Skrining virus (IgG Rubella IgG, Hepatitis A, B, C, HBs Antigen, Hbs Antibody, Anti-HIV,
skrining sifilis).
2. Pertemuan lanjutan dengan dokter untuk mendiskusikan hasil tes
Terapi kesuburan dasar
Kebanyakan pasangan yang sudah memahami persoalan terkait kesuburan, akan langsung menginginkan kehamilan sesegara mungkin. Selain berhubungan seksual rutin, menentukan masa subur dapat dilakukan dengan pemeriksaan ovulasi menggunakan alat khusus, sehingga peluang hamil menjadi meningkat.
Superovulasi + Inseminasi Intrauterus
Intrauterine insemination (IUI) atau inseminasi ke dalam rahim adalah prosedur untuk meningkatkan peluang kehamilan dengan cara alamiah. Melalui IUI, sperma suami dimasukkan lasngung ke rahim istri. Dengan begitu, kesulitan atau hambatan yang dialami sperma saat hendak membuahi telur dapat dihilangkan. Ini adalah metode yang umum untuk inseminasi buatan. Tindakan ini sesuai untuk pasangan infertil di mana jumlah sperma pria sedikit atau jika perempuan memiliki endometriosis.
Prosedur diawali dengan menempatkan sperma yang sudah dipilih ke rahim perempuan saat sudah terjadi ovulasi. Sperma dimasukkan melalui kateter tipis melalui serviks ke dalam rahim. IUI bermanfaat jika sperma selama ini sulit mencapai telur. Umumnya prosedur ini dilakukan untuk kasus infertilitas di mana pihak pria yang menjadi masalah, misalnya karena kualitas sperma yang kurang bagus.
Kesuksesan tergantung beberapa faktor, termasuk usia perempuan, kualitas telur dan sperma, atau kerusakan tuba falopii.
Selain IUI ada beberapa metode lain yang dapat dicoba pasangan, dan metode-metode ini lebih menyenangkan. Cocock untuk pasangan yang sudah menikah beberap abulan bahkan tahun, namun belum berhasil hamil. Inilah beberapa metode kesuburan yang dimaksud:
Menentukan waktu ovulasi
Beberapa pasien memilih melakukan pendekatan alami untuk hamil sebelum memutuskan melakukan pendekatan yang lebih proaktif seperti bayi tabung. Melalui program penentuan waktu ovulasi, pasien diminta dengan ketat melakukan tes harian dan tes darah untuk menentukan kapan ovulasi terjadi. Program ini cara terbaik untuk mementukan waktu terbaik behubungan seks dengan kemungkinan terjadi pembuahan lebih tinggi. Dalam program ini juga diberikan obat-obatan pemicu pelepasan sel telur dan menginduksi ovulasi. Perawatan lebih lanjut bisa didiskusikan tergantung pada hasil program ini.
Superovulasi
Superovulasi adalah salah satu terapi paling umum untuk infertilitas dengan berbagai sebab. Terapinya berupa menstimulasi ovarium seorang perempuan menggunakan obat-obatan penstimulan folikel atau obat kesuburan. Superovulasi yang dihasilkan umumnya digunakan pada proses Intrauterine Insemination (IUI).
Pembekuan Telur Elektif
Program penyimpanan elektif di klinik kami dapat membantu perempuan yang ingin membekukan telur atau embrionya, untuk digunakan di kemudian hari. Kami sudah memiliki banyak pasien yang berhasil hamil dari hasil pembuahan telur mereka yang sudah dibekukan beberapa tahun sebelumnya.
Umumnya seorang perempuan memilih menyimpan telur mereka untuk dibekukan untuk alasan berikut:
Perempuan lajang yang saat ini tidak memiliki pasangan namun ingin menjadi ibu biologis di masa depan. Maka dia dapat hamil menggunakan telur beku yang dicairkan, meskipun kondisi kesuburannya dan kualitas telur segar yang dibekukan juga mungkin telah berkurang.
Perempuan yang memiliki kondisi medis tertentu sehingga kesuburannya berkurang, atau mereka memilih menyelesaikan pengobatan dan menunda kehamilan sampai penyakitnya sembuh dan dia siap untuk hamil.
Berikut adalah kondisi medis yang sering menjadi alasan perempuan menunda kehamilan dan menyimpan telurnya:
- Kanker
- Endometriosis berat
- Kista ovarium berulang
- Kondisi yang menyebabkan telur di ovarium prematur atau pengangkatan ovarium
- Riwayat menopause dini di keluarga
Mengapa saya harus membekukan sel telur?
Kesuburan menurun seiring pertambahan usia, bahkan beberapa tahun sebelum menopause, meskipun masih memiliki siklus menstruasi dan ovulasi rutin. Dilaporkan bahwa tingkat kesuburan sudah menurun sejak usia 27 dan terus menurun signifikan di usia 35.
Sebelum memulai terapi
Proses pengawetan sel telur dimulai dengan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter, berupa diskusi yang mendalam apa yang dibutuhkan pasien dan proses yang akan dijalani. Tes darah dan USG panggul dilakukan selama konsultasi untuk menilai jumlah telur dalam ovarium (cadangan ovarium).
Tindakan Pembekuan Telur/embrio
Setiap pasien memiliki protokol pengobatan berbeda-beda. Tujuan pemberian obat-obatan selama perawatan adalah untuk merangsang ovarium sehingga menghasilkan telur yang matang dari siklusnya yang alami. Stimulasi ovarium berlangsung sekitar dua minggu. Pada waktu yang sudah ditentukan, dilakukan prosedur pengambilan telur. Telur diambil kemudian dibekukan menggunakan proses vitrifikasi (pembekuan). Jika pasien ingin membekukan embrio, maka telur dibuahi setelah diambil dan baru dibekukan.
Biaya
Hubungi klinik dan kami dengan senang hati akan memberikan penjelasan danbantuan untuk Anda.
Pertanyaan yang sering diajukan
Putus asa dengan ovarium yang menua
Sejak dulu, kebanyakan perempuan merasakan frustrasi saat menyuarakan keinginan mereka untuk tahu kondisi telur mereka saat terjadi penuaan lebih cepat dari biasanya. Dengan kemajuan teknologi yang memungkinkan penyimpanan telur beku, terutama dalam lima tahun terakhir, kini lebih banyak perempuan yang akan mendapat manfaat dan tidak cemas lagi tentang kondisi telur mereka, karena bisa mengetahui dengan pasti kualitas telur mereka sedini mungkin. Bagi yang masih memiliki telur layak, dapat leluasa mempertimbangkan menunda berkeluarga dan hamil, tergantung usia mereka. Perempuan dengan kualitas dan kuantitas telur menurun, dapat mempertimbangkan menyimpan telur mereka dengan cara membekukan telur atau embrio sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan terkait usia atau faktor hadirnya penyakit lain.
Riwayat infertilitas di keluarga
Ada perempuan dengan ibu atau saudara mereka yang mengalami infertilitas dini, atau didiagnosis mengalamai penurunan kualitas dan kuantitas telur di usia muda. Mereka inilah yang sangat dianjurkan melakukan penyimpanan telur selagi kualitasnya masih bagus.
1. Apa itu infertilitas
Pasangan dinyatakan infertil jika perempuan, berusia kurang dari 35 tahun, namun tidak dapat hamil dalam waktu satu tahun meskipun melakukan hubungan seks tanpa kondom secara teratur. Untuk yang berusia lebih dari 35 tahun, pasangan dianggap tidak subur jika tidak dapat hamil dalam waktu 6 bulan meskipun berhubungan seks tanpa kondom secara teratur.
Infertilitas juga dapat merujuk pada ketidakmampuan biologis seseorang untuk terjadinya konsepsi, atau perempuan yang tidak bisa hamil sampai melahirkan di usia kehamilan cukup.
Penelitian menunjukkan bahwa lebih deri setengah kasus infertilitas disebabkan faktor dari perempuan, sedangkan sisanya disebabkan oleh masalah kelainan sperma pada pria atau faktor lain yang tidak diketahui.
Banyak faktor fisik dan emosional yang memicu infertilitas. Bisa disebabkan masalah pada perempuan, pria, atau keduanya.
2.Apakah infertilitas masalah yang umum?
Infertilitas adalah persoalan yang sering ditemui. Setelah satu tahun melakukan hubungan seks rutin tanpa kondom, sekitar 15 persen pasangan tidak mampu untuk hamil.
Di Amerika Serikat, sekitar 6% perempuan yang menikah pada usia 15-44 tahun tidak dapat hamil setelah satu tahun hubungan seks tanpa kondom (infertilitas).
Sekitar 12% perempuan usia 15-44 tahun di Amerika Serikat mengalami kesulitan untuk hamil atau hamil sampai usia kehamilan penuh, terlepas dari status perkawinan (gangguan kesuburan).
3.Apa saja faktor risiko infertilitas?
Faktor risiko infertilitas pada perempuan di antaranya gangguan ovulasi, saluran telur tersumbat, penyakit di rahim, fibroid rahim, usia, stres, pola makan yang buruk, kurang olahraga, dan faktor-faktor risiko yang juga dialami pria.
Faktor risiko infertilitas pada pria di antaranya penyalahgunaan alkohol dan narkoba, paparan zat berbahaya, merokok, usia, masalah kesehatan, obat-obatan, radiasi, dan kemoterapi.
Faktor risiko lainnya:
- Usia – kesuburan seorang perempuan mulai menurun setelah ia memasuki usia 32 tahun, dan akan terus menurun. Sedangkan pada pria kesuburan semakin turun setelah usia 40.
- Merokok – merokok secara signifikan meningkatkan risiko kemandulan, baik pada pria maupun perempuan selain dapat merusak efek dari terapi kesuburan. Bahkan ketika seorang perempuan hamil, jika dia merokok, dia memiliki risiko yang lebih besar mengalami keguguran.
- Konsumsi alkohol – kehamilan seorang perempuan bisa mengalami gangguan serius jika dipengaruhi oleh konsumsi alkohol berlebihan. Penyalahgunaan alkohol juga dapat menurunkan kesuburan pria. Konsumsi alkohol moderat belum terbukti menurunkan kesuburan pada kebanyakan pria, tetapi diduga menurunkan kesuburan pada pria yang sudah memiliki jumlah sperma rendah.
- Obesitas atau kelebihan berat badan – di negara-negara industry, kelebihan berat badan/obesitas dan gaya hidup sering ditemukan menjadi penyebab utama infertilitas pada perempuan. Sedangkan pada pria yang memiliki kelebihan berat badan, ada risiko lebih tinggi mengalami sperma abnormal.
- Gangguan makan – perempuan yang mengalami gangguan makan hingga memiliki berat badan sangat rendah dapat mengalami masalah kesuburan.
- Menjadi vegan – seorang vegan yang berdiet ketat harus tetap mendapatkan asupan zat besi, asam folat, seng dan vitamin B-12 yang memadai, jika tidak, kesuburan dapat terpengaruh.
- Olahraga berlebihan – seorang perempuan yang melakukan latihan olahraga selama lebih dari tujuh jam setiap minggu, ada risiko mengalami masalah ovulasi.
Tidak berolahraga – sebaliknya gaya hidup tidak aktif, kadang-kadang dikaitkan dengan penurunan kesuburan pada pria maupun perempuan.
Infeksi menular seksual (IMS) – klamidia dapat merusak tuba falopi, serta menyebabkan peradangan di skrotum. IMS yang disebabkan bakteri jenis lainnya juga dapat menyebabkan infertilitas.
- Paparan beberapa bahan kimia – beberapa pestisida, herbisida, logam dan pelarut banyak dikaitkan dengan masalah kesuburan pada pria dan wanita.
- Stres dan gangguan mental – studi menunjukkan bahwa ovulasi pada perempuan dan produksi sperma dapat dipengaruhi oleh stres dan gangguan mental. Setidaknya kondisi ini mempengaruhi frekuensi hubungan seksual yang berkurang, sehingga kesempatan terjadinya konsepsi turun.
4. Apakah infertilitas hanya persoalan perempuan?
Sekitar sepertiga kasus infertilitas disebabkan faktor pada perempuan. Sepertiga lainnya disebabkan faktor pada pria. Sisanya gabungan keduanya atau tidak diketahui penyebabnya.
5. Apa penyebab infertiltas pada pria?
Penyebab infertilitas pria sangat multifaktor, namun umumnya dievaluasi melalui analisis cairan semen. Dokter spesialis akan mengevaluasi jumlah (konsentrasi), motilitas (gerakan), dan morfologi (bentuk) sperma. Jika ditemukan kelainan dari hasil analisis seprma, bukan berarti seorang pria langsung dinyatakan infertil. Justru analisis cairan semen akan membantu apa penyebab infertilitas pada pria.
Beberapa kondisi yang menyebabkan abnormalitas pada analisis semen di antaranya:
- Varikokel, adalah suatu kondisi di mana pembuluh vena di testikel membesar atau melebar menyebabkan suhu di testis meningkat. Peningkatan suhu akan mempengaruhi jumlah dan bentuk sperma.
- Penyakit tertentu seperti diabetes, kista fibrosis, trauma, infeksi, kerusakan testikel atau akibat dampak kemoterapi dan radiasi.
- Kebiasaan tidak sehat seperti alkohol berlebihan, konsumsi suplemen testosteron, merokok, penggunaan steroid anabolik, dan obat-obatan tertentu.
- Paparan zat kimia berbahaya seperti pestisida.
6. Apa saja yang meningkatkan risiko infertilitas pria?
Penyalahgunaan alkohol, obat-obatan, paparan zat kimia berbahaya, merokok, usia, terapi radiasi, dan masalah kesehatan seperti infeksi campak, penyakit kronis seperti ginjal dan gangguan hormonal.
7. Apa penyebab infertilitas pada perampuan?
Untuk bisa hamil, perempuan membutuhkan ovarium, tuba falopi, dan rahim yang berfungsi dengan baik. Gangguan atau kelainan dan penyakit pada organ-organ ini dapat menyebabkan gangguan kesuburan.
Perempuan yang siklus menstruasinya tidak teratur, menandakan ada gangguan ovulasi. Penyebabnya banyak sekali dan hanya dapat dievaluasi oleh dokter.
Inilah beberapa penyebab gangguan ovulasi yang berpotensi mengganggu kesuburan :
- Sindroma polikistik ovarium (Polycystic ovary syndrome atau PCOS). PCOS disebabkan ketidakseimbangan hormonal sehingga mengganggu ovulasi. PCOS adalah penyebab paling sering infertilitas perempuan.
- Amenorea Hipotalamus Fungsional (Functional hypothalamic amenorrhea atau FHA). FHA dikaitkan dengan latihan fisik berlebihan atau stress emosional sehingga menyebabkan ketiadaaan menstruasi atau amenorea.
- Produksi telur berkurang (Diminished ovarian reserve atauDOR). Kondisi ini terjadi ketika kemampuan ovarium memproduksi telur berkurang karena gangguan sejak lahir, kondisi medis, pembedahan, atau penyebab yang tidak dapat dijelaskan. Kemampuan ovarium umumnya memang menurun seiring pertambahan usia. Penurunan kemampuan ovarium dini atau
Premature ovarian insufficiency (POI) terjadi jika fungsi ovarium berhenti sebelum usia permepuan mencapai 40, kondisi yang mirip dengan menopause dini. - Menopause . Menopause adalah penurunan fungsi ovarium yang biasanya dimulai du usia 50 tahun. Gejala menopause yang khas adalah semburan panas (hot-flashes) dan menstruasi tidak teratur.
- Penanda umum dari turunnya fungsi ovarium di antaranya nilai follicle stimulating hormone (FSH) di hari ke 3–5 menstruasi, anti-mullerian hormone value (AMH), dan antral follicle count (AFC) menggunakan USG transvaginal.
Penyebab infertilitas pada perempuan yang relatif jarang di antaranya:
- Penyumbatan saluran tuba falopi akibat inflamasi panggul, endometriosis, atau pembedahan yang dilakukan karena kehamilan ektopik.
- Gangguan pada rahim (bentuk rahim).
- Fibroid uterus yaitu pertumbuhan jaringan non-kanker di otot atau dinding rahim.
8. Apa saja faktor yang meningkatkan risiko infertilitas perempuan?
Infertilitas perempuan menurun karena hal-hal berikut:
- Usia. Banyak perempuan yang menunggu sampai usia pertengahan 30 atau 40-an untuk memiliki anak. Aging atau proses penuaan tidak hanya menurunkan kemampuan permepuan memiliki anak, namun juga meningkatkan risiko keguguran atau melahirkan bayi tidak normal.
- Kemampuan perempuan untuk hamil menurun seiring usia karena fungsi ovarium dalam memproduksi dan melepaskan sel telur berkurang.
- Jumlah cadangan telur sedikir.
- Kondisi telur tidak bagus.
- Memiliki penyakit tertentu yang mengganggu kesuburan.
- Memiliki riwayat keguguran.
- Merokok.
- Konsumsi alkohol berlebihan.
- Sangat gemuk atau sangat kurus.
- Olahraga berlebihan atau stress emosional yang menyebabkan tidak menstruasi atau menorrea.
9. Berapa lama sebaiknya pasangan menunggu kehamilan sebelum ke dokter?
Sebagian besar ahli sepakat, setidaknya satu tahun untuk perempuan yang berusia di bawah 35 tahun. Namun untuk perempuan yang berusia di atas 35 tahun sebaiknya mendatangi dokter jika dalam waktu 6 bulan mencoba hamil namun tidak membuahkan hasil. Hal ini karena peluang perempuan untuk hamil menurun dengan cepat begitu memasuki usia 30.
10. Berapa lama dokter bisa memutuskan gangguan infertilitas?
Dokter akan memulai pemeriksaan riwayat kesehatan dan seksual pasangan. Umumnya dibutuhkan tes darah dan pencitraan. Pada pria, dokter akan mulai melakukan pemeriksaan cairan semen untuk melihat jumlah, bentuk dan pergerakan sperma
Pemeriksaan pada pria meliputi:
- Memeriksa testis dan penis.
- USG pada organ genital pria (tidak selalu dilakukan).
- Tes darah dan cek kadar hormon.
- Bisopsi testis (jarang dilakukan).
Pemeriksaan pada perempuan meliputi:
- Tes darah dan cek kadar hormon, termasuk hormon progesterone dan follicle stimulating hormone (FSH).
- FSH dan tes uji clomid.
- Antimullerian hormone testing (AMH)
- Histerosalpingografi (HSG)
- USG panggul
- Laparoskopi
- Tes fungsi tiroid
11. Terapi infertilitas
Infertilitas dapat diterapi dengan:
- Terapi infertilitas seperti inseminasi intrauterin (IUI) dan teknologi reproduksi berbantu.
- Obat-obatan untuk infeksi dan gangguan pembekuan darah
- Obat-obatan untuk membantu meningkatkan pertumbuhan dan pelepasan sel telur dari ovarium
- Umumnya dilakukan kombinasi terapi. Dokter akan merekomendasikan terapi kesuburan yang spesifik tergantung faktor-faktor yang terkait dengan infertilitas, seperti:.
- Durasi infertilias.
- Usia perempuan.
- Kemauan pasangan setelah konseling tentang peluang keberhasilan, risiko, dan keuntungan masing-masing terapi.
- Peluang kehamilan meningkat setiap bulan dengan melakukan hubungan seksual minimal setiap 3 hari sebelum dan sesudah ovulasi.
- Ovulasi terjadi sekitar 2 minggu sebelum siklus menstruasi berikutnnya. Jika permpuan memiliki siklus menstruasi setiap 28 hari, maka hubungan seksual harus dilakukan setidaknya selama 3 di antara hari ke-10 dan ke-18 setelah menstruasi.
- Melakukan hubungan seksual sebelum ovulasi umumnya berhasil.
- Sperma dapat hidup di tubuh perempuan minimal 3 hari.
- Namun, sel telur hanya dapat dibuahi sperma dalam beberapa jam saja setelah dilepaskan.
- Perempuan yang kelebihan berat badan, akan memiliki peluang hamil meningkat jika ia berhasil menurunkan berat badannya.
12. Berapa angka keberhasilan teknologi reproduksi berbantu (TRB)?
Angka kerbehasilan bervariasi tergangung banyak faktor termasuk prosedur yang dilakukan di klinik, diagnosis infertilitas, dan usia perempuan. Faktir yang terakhir ini sangat penting.
Data dari CDC menunjukkan tingkat kesuksesan TRB di beberapa klinik. Menurut data CDC tahun 2012, tingkat kesuksesan TRB adalah:
- 40% pada perempuan usia di bawah 35 tahun.
- 31% pada perempuan usia 35–37 tahun.
- 22% pada perempuan usia 38–40 tahun.
- 12% pada perempuan usia 41–42 tahun.
- 4% pada perempuan usia 43–44 tahun.
- 2% pada perempuan usia 44 tahun atau lebih.
TRB bisa sangat memakan biaya dan waktu, namun memberikan harapan bagi pasangan untuk memiliki buah hati. Komplikasi TRB yang paling umum adalah kehamilan multipel. Namun risiko ini dapat dikurangi dengan membatasi embrio yang ditransfer ke rahim. Sebagai contoh, hanya mentransfer satu embrio dan bukan banyak embrio sekaligus sehingga menurunkan risiko kehamilan multipel (kembar banyak) dan risiko keguguran.
